Seorang warga bernama Ko Zeyar dari Sagaing, Myanmar, harus melewati jalanan rusak dan bangunan hancur untuk kembali ke kampung halamannya setelah wilayah tersebut dilanda gempa bumi. Meskipun perjalanan dari Mandalay yang biasanya hanya 45 menit berubah menjadi 24 jam, Ko Zeyar bersyukur keluarganya selamat.
Dampak Gempa Bumi
-**Episentrum Gempa **: Sagaing merupakan pusat gempa bumi terkuat dalam satu abad di Myanmar, dengan magnitudo 7,7. Gempa pada 28 Maret mengakibatkan lebih dari 3.000 orang tewas.
-**Kota Hancur **: Teman-teman Ko Zeyar tewas, dan sebagian besar kota Sagaing hancur. Mayat-mayat terperangkap di reruntuhan, sementara bau mayat memenuhi kota.
Kondisi Pasca Gempa
-**Upaya Penduduk **: Penduduk setempat menguburkan mayat di kuburan massal, sementara para penyintas antre untuk makanan dan air. Banyak yang tidur di luar ruangan, khawatir akan gempa susulan.
-**Konsekuensi Krisis **: Lebih dari 20 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di tengah krisis baru akibat gempa. Infrastruktur yang terkuras akibat perang saudara membuat respons terhadap bencana menjadi tertahan.
Kendala Penyelamatan
-**Kerusakan Infrastruktur **: Sekitar 80% kota Sagaing rusak, termasuk jembatan-jembatan yang menghubungkan wilayah. Lintasan menuju desa-desa terpencil tak dapat dilalui dengan mudah, memperlambat bantuan dan evakuasi.
Ko Zeyar dan warga Sagaing lainnya terus menghadapi ketakutan akan gempa susulan sambil berjuang untuk menerima bantuan di tengah kondisi yang memprihatinkan.